Juventus berstatus sebagai tamu saat berhadapan dengan Atletico Madrid di pertandingan pertama Liga Champions Grup D. Meski tim tamu unggul 2-0 terlebih dahulu lewat Cuadrado dan Matuidi, Atletico mampu mengejar ketertinggalan dengan mencetak 2 gol lewat Savic dan Herrera. Meski kedua tim bermain cukup alot (skor 0-0 di babak pertama), nyatanya 4 gol dapat tercipta di babak kedua.
Mekanisme Bertahan yang Sama
Simeone dikenal dengan pertahanannya yang kuat mengandalkan ‘two bank of four’ kompak dan rapat. 2 blok pertahanan ini akan mengikuti arah bola dengan tetap menjaga kerapatan vertikal maupun horizontal. Memaksa lawan bermain melebar yang akan jadi ‘trigger’ untuk melakukan pressing saat bola berada di sayap.
Juventus di pertandingan ini pun mampu bertahan dengan gaya yang sama. Memainkan pola 4-4-2 dengan mengandalkan 2 blok yang kompak. Untuk melakukan disorganisasi model pertahanan ini adalah, dengan melakukan perubahan arah serangan (switch play). Switch play dilakukan untuk mengakses pemain yang tidak terjaga di flank yang berlawanan dengan arah serangan (pic di atas ditunjukan di kanan pertahanan Atleti)
Hal yang sama dengan Juventus, dimana Atletico menyerang dari kiri dan Trippier kosong di kanan. Jika switch play dilakukan, maka pertahanan akan bergeser mengikuti arah bola. Saat bergeser inilah kekompakan pertahanan diuji. Di babak pertama, kedua tim sama-sama menampilkan organisasi bertahan yang baik.
Bangun Serangan Juventus di Kiri Pertahanan Atletico
Sarri nampak melakukan opposition scout dengan baik. Memfokuskan bangun serangan dari bawah yang lebih banyak diarahkan ke sisi kiri pertahanan Atletico. Hal ini dilakukan karena Sarri menemukan kelemahan di sisi kiri yang dihuni Lemar dan Lodi. Proses gangguan ke bangun serangan Juventus sering lepas karena kedua pemain tersebut tidak mampu menerapkan skema high pressing dengan baik. Saat bola diarahkan ke Pjanic (tengah), Lemar fokus pada bola sehingga Danilo yang seharusnya jadi tugasnya lepas. Hal ini membuat Partey melakukan pressing yang membuat penjagaan ke Khedira lepas. Jarak Lodi dengan Cuadrado juga sangat jauh sehingga intensitas pressing tidak terjaga dengan baik dan mudah untuk dibongkar.
Gol Kedua Juventus dari Skema di Atas
Kecepatan switch play dan respon pertahanan dengan melakukan reorganisasi yang akan menentukan output suatu peluang dapat tercipta atau digagalkan. Gol kedua Juventus meski lahir lewat Alex Sandro (kiri), sejatinya bermula dari bangun serangan dari bawah di kanan atau di kiri pertahanan Atletico. Meski Lemar sudah digantikan Correa, namun Lodi tidak mampu menjaga Cuadrado sehingga dengan bebas menerima bola. Partey terpancing Khedira yang bergerak ke kanan sehingga praktis pertahanan Atletico terekspos tanpa pemain tengah. Cuadrado melakukan switch play ke Danilo yang kemudian diteruskan dengan sundulan Matuidi menjadi gol. Atletico tertinggal dalam hal respon untuk melakukan reorganisasi dan meskipun di dalam kotak penalti terdapat 4 bek, namun tidak siap ketika crossing dilakukan lawan, disorganisasi.
Pergantian Tepat Simeone
Respon Simeone dalam melakukan pergantian sangat jitu guna meredam serangan Juventus sekaligus menambah daya serang Atletico sendiri. Pertama, Correa masuk menggantikan Lemar yang kerap lepas saat melakukan high pressing. Lalu memasukkan Herrera yang lebih karena alasan cederanya Partey sekaligus untuk melakukan cover di kiri. Serta memasukkan Vitolo yang membuat serangan Atletico di kiri lebih hidup. Sementara Saul diplot sebagai fullback kiri.
Aksi Bertahan Juventus yang Buruk
Meski bermain dengan skema dan mekanisme pertahanan yang baik, namun tidak dalam aksi bertahan individual pemainnya terutama saat set piece. Gol kedua Atletico terjadi akibat tidak adanya pemain yang melakukan man marking ke pemain yang memiliki keunggulan udara. Hampir semua pemain bertahan zonal yang membuat terlambat saat menutup umpan crossing.
Kesimpulan
Kedua tim memainkan pertahanan yang terorganisir dan baik Sarri maupun Simeone memiliki taktik tersendiri untuk membongkarnya. Sarri dengan build up dari bawah guna memancing pertahanan Atletico untuk naik, sementara Simeone lewat detail-detail kecil dari set piece. Seperti gol pertama Atletico, menempatkan pemain yang unggul udara melawan fullback di tiang jauh yang cenderung kurang dalam bola-bola atas. Memenangkan dan memantulkan bola ke tengah yang tidak diantisipasi dengan baik oleh pertahanan Juventus.