Menu

Overload & Mekanisme Build Up Sheffield United

ruangtaktik 5 years ago 1 104

Menang jumlah atau overload adalah prinsip dasar menyerang dalam grup. Di dalam grup karena overload tidak mungkin diciptakan oleh 1 orang saja. Berbeda misalnya dengan prinsip attacking lainnya seperti dismarking atau melepas diri dari marking yang sifatnya lebih individual. Overload lebih banyak diciptakan dengan sebuah skema, formasi, atau taktik.

Mengapa harus overload?

Bertahan 1 vs 1 akan lebih mudah daripada harus bertahan 1 vs 2. Hal ini berlaku sebaliknya. Dengan menciptakan overload, pemain bertahan akan dipaksa melawan kondisi kekurangan pemain (underload). Minimal memancing rekannya untuk membantu dengan keluar dari zonanya untuk merespon overload.

Overload dalam mekanisme build up Sheffield United

Menciptakan superioritas dalam jumlah tidak hanya sekedar menambah pemain di area tertentu, namun harus menimbang aspek-aspek lain seperti kompensasi yang diakibatkan. Juga, lawan yang menggunakan blok rendah ke medium, diuntungkan dengan jumlah pemain yang lebih banyak berada di pertahanan. Jadi, kondisi menang jumlah ini agak sulit diterapkan, minimal menyamai jumlahnya. Area juga mempengaruhi, di sektor tengah misalnya, lebih mudah untuk mengisi sektor ini daripada di sektor sayap. Oleh karena itu, overloading lebih mudah dilakukan di sayap.

Sheffield United musim ini di Premier League berstatus tim promosi. Menggunakan skema 3 bek, manager Chris Wilder menerapkan build up serangan yang unik, yaitu center back/half overlap. Tujuannya, untuk overloading sektor sayap.

Center back Sheffield diisi 3 pemain; Basham RCB, Egan CB, O’Connell LCB. RCB dan LCB akan melakukan overlap, namun bergantung arah serangan. Tujuannya untuk melakukan overload di sayap. Seperti di menit ke-17 saat lawan Crystal Palace ini. Baldock (WB) naik ke arah flank dan Basham overlap naik. Saat Lundstram ke arah flank, di sini sudah tercipta kondisi menang jumlah yang direspon dengan CM dari Crystal Palace yang melakukan marking ke pembawa bola. Respon ini akan membawa konsekuensi yaitu ruang antar lini akan terekspos.

Respon lain bisa dilakukan dengan LB yang naik untuk menambah jumlah, namun juga sama akan membuat ruang di belakang LB terekspos. Crystal Palace lebih memilih membiarkan kondisi underload karena masih jauh dari gawang.

Build up fase akhir

Skenario di atas adalah build up di fase 2/tengah. Sheffield United pun bermain dengan banyak kombinasi build up di fase ini. Sama halnya di fase ketiga/akhir. RCB tidak selalu overlap di flank. Artinya WB juga tidak selalu underlap. Seperti di menit ke-18, bola dicrossing oleh Baldock (WB) yang berada di flank dan Basham (RCB) berada di kotak penalti untuk menyambut crossing tersebut.

Gol lewat taktik CB overlap

Mekanisme di atas juga berlaku di sektor kiri. Bahkan di babak kedua menghasilkan gol lewat taktik ini. O’Connel (LCB) melakukan overlap untuk menciptakan keunggulan jumlah di flank kiri. Meski Crystal Palace mampu merespon dengan melakukan shifting & trackback, namun O’Connel melakukan overlap tanpa kawalan.

O’Connell tidak terkawal

Hal ini yang akan menjelaskan dan menjadi kesimpulan kenapa harus ada overlap? Yaitu untuk melakukan overload. Dan lewat gambar di bawah juga bisa dijawab, kenapa menggunakan CB? Jawabannya, karena awareness lawan terhadap CB tidak setinggi ke pemain lain.

Pemain Crystal Palace tidak aware akan O’Connell

Menarik melihat variasi taktik yang dilakukan Chris Wilder, namun tetap menimbulkan tanda tanya. Apakah bisa melakukan transisi ke bertahan dengan cepat? Kita lihat kiprah Sheffield United di Premier League musim ini.

 

– Advertisement – BuzzMag Ad
Written By

1 Comment

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

– Advertisement – BuzzMag Ad